Spektrofotometri derivatif merupakan
metode manipulatif terhadap spektra pada spektrofotometri UV-Vis (Connors,
1982).
Metode
spektrofotometri derivatif dapat digunakan untuk analisis kuantitatif zat dalam
campuran dimana spektrumnya mungkin tersembunyi dalam suatu bentuk spektrum
besar yang saling tumpang tindih dengan mengabaikan proses pemisahan zat
terlebih dahulu. Spektrum yang dialih bentuk ini menghasilkan profil yang lebih
rinci yang tidak terlihat pada spektrum normal (Connors,1982; Willard,1988).
Kegunaan
spektrofotometri derivatif adalah (Mulja, 1995):
- Apabila
menghadapi campuran dua komponen yang spektrumnya saling tumpang tindih,
maka analisis kuantitatif cara derivatif menjadi metoda yang terpilih.
- Analisis
kuantitatif campuran dua komponen yang keruh.
- Analisis
kuantitatif campuran dua komponen yang merupakan isomeri (kecuali isomer
optis aktif atau rasemik).
- Spektra
derivatif dapat dipakai untuk maksud kualitatif atau sebagai data
pendukung.
Dalam
suatu campuran, pengukuran konsentrasi dalam suatu sampel (analyte)
dapat dilihat dalam campuran sehingga dapat membuat pengerjaan ini menjadi
lebih mudah atau lebih akurat. Tetapi yang sering menjadi kendala yaitu spektra
derivatif tidak dapat mengurangi atau menghindarkan adanya gangguan dari rasio
serapan pengganggu yang lain (signal-to-noise ratio ) (Skoog,1992).
Konsep
derivatif telah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1950, dimana terlihat
memberikan banyak keuntungan. Aplikasi utama spektroskopi derivatif ultraviolet-cahaya
tampak adalah untuk identifikasi kualitatif dan analisis sampel. Metode
spektroskopi derivatif sangat cocok untuk analisis pita absorbsi yang overlapping
atau terlalu landai (Owen, 1995).
Pada
spektrofotometri konvensional, spektrum serapan merupakan plot serapan (A)
terhadap panjang gelombang (?). Pada metode spektrofotometri derivatif ini
perajahan absorbansi terhadap panjang gelombang ditransformasikan menjadi
perajahan dA/d? terhadap ? untuk derivatif pertama, dan d2A/d?2
terhadap ? untuk derivatif kedua, dan seterusnya. Panjang gelombang serapan
maksimum suatu senyawa pada spektrum normal akan menjadi panjang gelombang zero-crossing
pada spektrum derivatif pertama. Panjang gelombang tersebut tidak mempunyai
serapan atau dA/d? = 0 (Connors, 1982).
Spektra
derivatif biasanya digambarkan oleh diferensiasi digital atau dengan modulasi
panjang gelombang dari radiasi yang mengenai sel sampel. Interval modulasi
panjang gelombang menjadi sangat berkurang dibanding dengan lebar pita dari
pita absorbsi apapun dalam spektrum. Penggunaan spektroskopi derivatif adalah
untuk menurunkan rasio pengganggu (noise). Metode yang mungkin untuk
evaluasi kuantitatif dari spektrum derivatif adalah metode zero crossing,
metode tangent, dan metode peak to peak (Laqua, 1988).
Spektrofotometri
UV-Vis derivatif kedua dapat menampilkan dan memberikan keuntungan dalam
pengukuran untuk sediaan formulasi tablet yang terdiri dari zat aktif dan zat
tambahan. Pada sediaan farmasi yang terdiri dari zat campuran yaitu zat aktif dan
zat tambahan menghasilkan larutan yang keruh sehingga spektrofotometri
derivatif metode tangen dapat digunakan untuk larutan yang keruh seperti
sediaan tablet anti influenza (Altinoz, 2000).
Metode
tangen dapat digunakan dengan mudah dalam aplikasi karena lebih mudah, lebih
sederhana, dan lebih cepat menganalisis suatu penelitian yang bersifat ilmiah
(Ishak, 2000).
Spektra
derivatif dapat dilakukan dengan menggunakan metode matematika. Keuntungan dari
metoda matematika adalah spektra derivatif dapat lebih mudah dihitung dan
dihitung kembali dengan parameter yang berbeda yaitu dengan teknik smoothing
yang dapat digunakan untuk menghilangkan rasio serapan pengganggu (signal-to-noise
ratio ) (Owen, 1995).
0 komentar:
Posting Komentar