“…Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh di sini, di depan kening kamu…jangan menempel. Biarkan…”
“Dia…
“Menggantung…”
“Mengambang…”
“5 centimeter…di depan kening kamu…”
“Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apa pun itu, segala kenginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri…”
“…Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung, mengambang di depan kening kamu. Dan…sehabis itu yang kamu perlu cuma…”
“Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas.”
“Lapiskan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja…”
“Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya…”
“Serta mulut yang akan selalu berdoa…”
“Dan kamu akan selalu dikenang sebagai seorang yang masih punya mimpi atau keinginan, bukan cuma seonggok daging yang hanya punya nama. Kamu akan dikenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja, bukan orang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan. Tapi seorang yang selalu percaya akan keajaiban mimpi, keajaiban cita-cita, dan keajaiban keyakinan manusia yang tak terkalkulasikan dengan angka berapapun…Dan kamu nggak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya.”
“Percaya pada…5 centimeter di depan kening kamu.”
“Dia…
“Menggantung…”
“Mengambang…”
“5 centimeter…di depan kening kamu…”
“Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apa pun itu, segala kenginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri…”
“…Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung, mengambang di depan kening kamu. Dan…sehabis itu yang kamu perlu cuma…”
“Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas.”
“Lapiskan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja…”
“Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya…”
“Serta mulut yang akan selalu berdoa…”
“Dan kamu akan selalu dikenang sebagai seorang yang masih punya mimpi atau keinginan, bukan cuma seonggok daging yang hanya punya nama. Kamu akan dikenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja, bukan orang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan. Tapi seorang yang selalu percaya akan keajaiban mimpi, keajaiban cita-cita, dan keajaiban keyakinan manusia yang tak terkalkulasikan dengan angka berapapun…Dan kamu nggak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya.”
“Percaya pada…5 centimeter di depan kening kamu.”
0 komentar:
Posting Komentar