MAKALAH
TEKNOLOGI
FERMENTASI MAKANAN DAN MINUMAN
SIFAT
FUNGSIONAL DARI FERMENTASI KEFIR
OLEH
:
KELOMPOK
13
PEBRIN MANURUNG 240210090132
FITRIYANA BILLAH 240210090133
FINA MUFTIA 240210090134
IKA OKTAVIANI 240210090135
UNIVERSITAS PADJAJARAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
JURUSAN
TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2012
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sifat fungsional dari
fermentasi kefir yang
merupakan tugas dari matakuliah teknologi fermentasi makanan dan minuman.
Ucapan terima kasihpun tidak lupa kami sampaikan kepada dosen yang telah
memeberi ilmunya sekaligus yang telah membimbing agar dapat mengerti tentang teknologi fermentasi makanan
dan minuman.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jatinangor, 20 Mei 2012
DAFTAR
ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Kata
Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar
Isi ......................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
Latar Belakang ....................................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................... 2
KEFIR............................................................................................................. 3
Kefir ....................................................................................................... 3
Proses pembuatan kefir .......................................................................... 3
Pembuatan Tepung Beras Merah
........................................................... 4
Komposisi
kefir.......................................................................................
5
Sifat
fungsional kefir ............................................................................. 5
KESIMPULAN
...............................................................................................
7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 8
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini telah terjadi pergeseran filosofi makan. Tujuan makan tidak
hanya sekedar mengenyangkan perut, tetapi lebih utama untuk mencapai tingkat
kesehatan dan kebugaran yang optimal. Bahan pangan tidak hanya bermanfaat
sebagai sumber zat kimiawi bergizi tetapi kandungan zat kimiawi non-gizinya pun
sangat strategis dalam menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh manusia. Peran
komponen-komponen bioaktif ini bagi kesehatan tubuh manusia mendapat banyak
sorotan ahli pangan dunia dalam dua dasa-warsa terakhir ini terutama sejak para
pakar Jepang meluncurkan konsep yang aslinya dikenal sebagai Food for Specified
Health Use (FOSHU) dan saat ini dikenal dengan sebutan ”Pangan Fungsional”
(functional foods) (Anonim a, 2007).
Salah satu produk pangan fungsional yang sedang
populer di masyarakat adalah susu fermentasi. Hal tersebut terkait dengan bukti
ilmiah bahwa susu fermentasi dipercaya mengandung nutrisi yang baik serta
memiliki khasiat terhadap kesehatan manusia, terutama bagi saluran pencernaan.
Bakteri probiotik dalam susu fermentasi telah terbukti secara klinis dapat
menyehatkan saluran pencernaan manusia. Bakteri probiotik sendiri berarti
suplemen mikroba hidup yang memberikan efek positif terhadap manusia dan hewan
dengan memperbaiki keseimbangan mikroorganisme usus. Habitat asli bakteri
probiotik yaitu usus manusia maupun hewan. Umumnya bakteri tersebut merupakan bakteri
asam laktat (Sari, 2007). Kultur bakteri asam laktat (BAL) dipakai sebagai
inokulan untuk memproduksi probiotik komersial dalam bentuk minuman seperti
kefir, yoghurt, yakult dan lain-lain.
Kefir merupakan susu hasil fermentasi yang memiliki
citra rasa “eksotis” yaitu paduan rasa manis dan sedikit rasa alkohol dan soda
seperti tape. Kefir diperoleh memalui proses fermentasi susu pasteurisasi
menggunakan starter berupa biji kefir yang merupakan kumpulan bakteri streptococcus sp, Lactobacilli dan
beberapa jenis ragi. Oleh karena itu sangat penting untuk dikaji sifat
fungsional yang dimiliki oleh susu fermentasi yaitu kefir.
1.2 Tujuan
·
Mengatahui proses fermentasi kefir
·
Mengetahui
lebih dalam sifat fungsional dari kefir
II. KEFIR
2.1 Kefir
Kefir ini
berasal dari pegunungan kaikasus di antara laut hitam dan laut kaspia, rusia
barat daya. Kefir memiliki nama yang berbeda-beda seperti kippe, kepi, khapov,
khephir dan kiaphir. Jenis susu fermentasi ini telah banyak dikonsumsi di
beberapa negara asia dan scandinavia.
Kefir diperoleh melalui proses
fermentasi susu pasteurisasi menggunakan starter berupa butir atau biji kefir (kefir
grain/kefir granule), yaitu butiran-butiran putih atau krem dari kumpulan
bakteri, antara lain Streptococcus sp., Lactobacilli dan beberapa
jenis ragi/khamir nonpatogen yaitu Candida kefir. Bakteri berperan
menghasilkan asam laktat dan komponen flavor, sedangkan ragi
menghasilkan gas asam arang atau karbon dioksida dan sedikit alkohol. Itulah
sebabnya rasa kefir di samping asam juga sedikit ada rasa alkohol dan soda,
yang membuat rasa kefir lebih segar, dan kombinasi karbon dioksida dan alkohol
menghasilkan buih yang menciptakan karakter mendesis pada produk (Usmiati,
2007).
2.2 Proses Pembuatan Kefir
Fermentasi yang terjadi pada
proses pembuatan kefir ada dua jenis, yaitu fermentasi oleh bakteri asam laktat
dan fermentasi oleh ragi yaitu Candida kefir. Kedua proses fermentasi ini saling
menguntungkan karena dapat mempercepat proses fermentasi. Asam laktat yang dihasilkan oleh
bakteri asam laktat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri asam laktat lebih
lanjut, akan dimanfaatkan oleh khamir, dan H2O2 yang
dihasilkan oleh bakteri asam laktat akan disingkirkan oleh katalase yang
dihasilkan oleh khamir. Selanjutnya khamir akan menghasilkan senyawa yang menstimulir
pertumbuhan bakteri asam laktat (Surono, 2004). Candida kefir akan memecah glukosa menjadi piruvat,
acetaldehyde kemudian menjadi etanol (Lee, 1996).
C6H12O6 2 C2H5OH
+ 2CO2
Flavor
asam dari kefir adalah hasil fermentasi asam laktat dimana Lactobacillus
bulgaricus memproduksi asetaldehida yang membentuk aroma (Balow et al., 1991).
Ragi menghasilkan alcohol dan karbondioksida sehingga karakteristik kefir
sedikit beraroma alcohol dan bersoda.
2.3 Komposisi kefir
Kadar asam
laktat kefir berkisar 0,8-1,1 %, alkohol 0,5-2,5%, sedikit gas karbon dioksida,
kelompok vitamin B serta diasetil dan asetal dehid. Komposisi dan kadar nutrisi
kefir adalah air 89,5 %, lemak 1,5 %, protein 3,5 %, abu 0,6 % laktosa 4,5 %
dengan nilai PH 4,6. Komponen dan komposisi ini bervariasi, bergantung pada
jenis mikrobia starter, suhu, lama fermentasi, serta bahan baku yang digunakan.
Bahan baku susu yang berkadar lemak tinggi menghasilkan kefir dengan kadar
lemak tinggi, dan sebaliknya penggunaan susu skim menghasilkan kefir dengan
kadar lemak yang rendah. Banyak sedikinya asam laktat dan alkohol dalam kefir
sangat dipengaruhi oleh kadar laktosa bahan baku, jenis mikrobia starter dan
lama fermentasi.
2.4 Sifat Fungsional Kefir
Kefir mengandung sekitar 0,8% asam
laktat dan 1% alkohol. Ditinjau dari kandungan gizi minuman ini hampir sama
dengan susu asalnya kecuali pada laktosanya agak rendah (Harris dan Karmas,
1989). Beberapa efek kesehatan yang dapat diperoleh dari bakteri asam laktat
sebagai probiotik antara lain dapat memperbaiki daya cerna laktosa,
mengendalikan jumlah bakteri patogen dalam usus, meningkatkan daya tahan alami
terhadap infeksi dalam usus, menurunkan serum kolesterol, menghambat tumor,
antimutagenik dan antikarsinogenik, meningkatkan
sistem imun, mencegah sembelit, memproduksi vitamin B dan dan komponen antibakteri. Komponen antibakteri juga dihasilkan selama fermentasi kefir seperti asam organic (asam laktat dan asetat), karbondioksida, hidrogen peroksida, etanol, diacetil dan peptida (bakteriosin) yang tidak hanya berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan bakteri pembusuk selama pengolahan dan penyimpanan makanan, tetapi dapat pula digunakan untuk pencegahan beberapa gangguan pencernaan dan infeksi (Farnworth, 2005). Douglas (2001) dikutip Wijaningsih (2008) menyebutkan bahwa kefir susu sapi dapat meningkatkan respon immune, demikian juga menurut Liu (2002), kefir dapat mencegah kanker dan meningkatkan resistensi terhadap infeksi gastrointestinal dengan merusak sel tumor apoptotic.
sistem imun, mencegah sembelit, memproduksi vitamin B dan dan komponen antibakteri. Komponen antibakteri juga dihasilkan selama fermentasi kefir seperti asam organic (asam laktat dan asetat), karbondioksida, hidrogen peroksida, etanol, diacetil dan peptida (bakteriosin) yang tidak hanya berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan bakteri pembusuk selama pengolahan dan penyimpanan makanan, tetapi dapat pula digunakan untuk pencegahan beberapa gangguan pencernaan dan infeksi (Farnworth, 2005). Douglas (2001) dikutip Wijaningsih (2008) menyebutkan bahwa kefir susu sapi dapat meningkatkan respon immune, demikian juga menurut Liu (2002), kefir dapat mencegah kanker dan meningkatkan resistensi terhadap infeksi gastrointestinal dengan merusak sel tumor apoptotic.
KESIMPULAN
Kefir
merupakan minuman fermentasi yang dibuat dengan melibatkan lain Streptococcus
sp., Lactobacilli dan beberapa jenis ragi/khamir nonpatogen.
Karakteristik rasa yang dihasilkan pada kefir adalah asam yang berasal dari
hasil fermentasi bakteri asam laktat dan alcohol yang dihasilkan oleh
fermentasi kefir.
Sifat
fungsional dari kefir diantaranya adalah dapat memperbaiki daya cerna laktosa,
mengendalikan jumlah bakteri patogen dalam usus, meningkatkan daya tahan alami
terhadap infeksi dalam usus, menurunkan serum kolesterol, menghambat tumor, antimutagenik
dan antikarsinogenik, meningkatkan sistem imun, mencegah sembelit, memproduksi
vitamin B dan dan komponen antibakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Farnworth,
E.R. 2005. Kefir – a complex probiotic. Food Research and Development
Centre, Agriculture and Agri-food Canada, St. Hyacinthe, Quebec, Canada J2S
8E3.
Lee,
B.H. 1996. Fundamental of Food Biotechnology. VCH Publishers.Inc. 337
7th Avenue New Cork.
Surono,
I.S. 2004. Probiotik, Susu Fermentasi dan Kesehatan. Yayasan Pengusaha
Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (YAPMMI). TRICK. Jakarta. p 31-32
Usmiati,
S. 2007. Kefir, Susu Fermentasi dengan Rasa Menyegarkan. Warta
Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Vol. 29, No.2, 2007. Bogor.
Wijaningsih, W. 2008. Aktivitas
Antibakteri In Vitro dan Sifat Kimia Kefir Susu Kacang Hijau Vigna
radiata) oleh Pengaruh
Jumlah Starter dan Lama fermentasi.
0 komentar:
Posting Komentar