Bismillah....

"Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya)." (QS. AN NAML:62)

Sabtu, 11 Juni 2011

Sekolah yang tak mau menghormat bendera Merah Putih dan membaca teks Pancasila serta UUD 1945 pada saat berlangsung upacara, merupakan sebuah penyerangan awal untuk kebangsaan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Demikian yang dikatakan oleh Wali Kota Surakarta Joko Widodo, Jumat (10/6/2011), terkait adanya dugaan bahwa di daerahnya terdapat sekolah yang tak mau melaksanakan upacara dan melakukan penghormatan bendera Merah Putih, maupun membaca teks Pancasila dan UUD 1945.

Jokowi, demikian ia dipanggil- mengungkapkan bahwa Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga sudah memiliki data sekolah-sekolah yang tak mau melaksanakan upacara dan melakukan penghormatan bendera Merah Putih, maupun membaca teks Pancasila dan UUD 1945.

Ia juga menegaskan bahwa sekolah-sekolah seperti ini nantinya akan dibina oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga setempat beserta dari Kantor Kementerian Agama. Tetapi apabila diberikan peringatan dan dibina masih membandel, tindakan terakhir kami akan bertindak tegas yaitu melakukan penutupan sekolah.

Masalah upacara dan hormat bendera saja dibesar-besarkan. Padahal relevansinya terhadap pendidikan yang selama ini berjalan juga tidak ada. Lembaga pendidikan yang melaksanakan upacara dan hormat bendera toh tidak membuat peserta didiknya menjadi lebih mencintai ‘bangsanya’. Pada dasarnya bentuk ‘cinta tanah air’ yang bisa lebih mendarah daging dalam jiwa generasi adalah dengan ‘membangun dan memberikan contoh pada masyarakat bahwa pemerintah dan para penguasa memang telah mengabdikan dirinya untuk membangun bangsa’ bukan sebaliknya.

Mencintai tanah air tidak selalu harus divisualisasikan dengan hormat bendera. Dengan melihat para pejabat yang korup, pemerintahan yang tidak berpihak pada rakyat kecil, meskipun hormat bendera dan upacara seminggu tiga kali tetap tidak bisa memberi teladan bagaimana agar rakyat bisa mencintai tanah air mereka. Karena penderitaan hidup separuhnya berasal dari sistem tanah air yang carut marut. (arrahmah/al-khilafah.co.cc)
Posted by MuFin On 04.28 No comments

0 komentar:

salah satu mimpiku..

salah satu mimpiku..
Prof. Dr. Fina M, Ir., M.Sc. (say : amin )

UNPAD

Himatipan UNPAD

Himatipan UNPAD
Blog himpunan jurasan teknologi pangan, Faktultas teknologi Industri Pertanian, UNPAD.

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Total Tayangan Halaman

jejak pengunjung.......

About Me

Foto Saya
MuFin
alhamdulillah, sekarang menuntut ilmu di kota "paris van java", angkatan 2009. target saya lulus 4 tahun (amin..) Berusaha agar hidup semata2 hanya untuk Allah.. Aku hanyalah seorang perempuan biasa yang memiliki mimpi yang tak biasa, seorang perempuan tak pintar yang ingin belajar untuk menjadi pintar, seorang perempuan yang penakut yang selalu semangat meraih cita-cita, seorang perempuan cengeng yang selalu berani menatap masa depan, seorang perempuan yang selalu menatap dengan senyum walau badai menghampiri... menatap ke bawah saat tergoncang, dan menatap ke atas saat tak ada badai dan Aku.... mencintai nya, sangat mencintai Nya.
Lihat profil lengkapku
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

    ^_^


    Recent Posts

    Text Widget

    ”Ada tiga perkara yang apabila terdapat pada diri seseorang, maka dia akan mendapatkan manisnya iman. Yaitu, dia lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada selain keduanya. Dia mencintai seseorang dan dia tidak mencintainya melainkan karena Allah. Dia enggan kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya dari kekufuran itu, sebagaimana dia enggan untuk dilemparkan ke dalam neraka” (HR. Bukhari dan Muslim).

    Listen To Qur'an

    Unordered List

    BThemes

    free counters

    Followers